Cerpen Sederhana Generasi Muda 2
Assalamu'alaikum semuanyaaa..
Ini cerpenku yang kedua, selamat membaca yaa.. Semoga dapat diambil yang baik-baik dan ditinggalkan yang kurang baik ☺
Dulu Kita Sahabat
Aku berdiri di depan kaca kamarku,
aku terus memikirkan sahabat lamaku. Gimana kabarnya? Dimana dia? Apa yang dia
lakukan?
Aku
berharap sahabatku tidak salah dalam memilih jalan hidup..
***
Aku duduk di pinggir sungai sambil
melempar batu dan berharap batu itu sampai ke seberang, tapi itu tidak pernah
terjadi. Batu itu selalu tenggelam ke dasar sungai sebelum sampai ke seberang.
Aku mulai merasa batu-batu itu mengejek ku.
“Dasar! Batu-batu jelek! Kalian
seolah-olah sedang mengejekku!” Aku menggerutu pada batu di genggaman tangan ku
dan kemudian melemparnya kesungai.
Clek
Clek Plung
Dan sekali lagi, batu itu masuk ke dasar sungai
sebelum sampai keseberang.
“Argghh!!!”
Clek
Clek Tub
Seseorang berdiri di sebelahku dan
melempar batu. WOW!. Batu yang ia lempar sampai ke seberang. Siapa orang ini?
“Kamu siapa? Kamu mau sok hebat, ya?
Kamu kira aku gak bisa melempar batu itu sampai ke seberang? Aku bisa! Lihat
nih!” Aku mengambil sebongkah batu dan melemparnya.
Clek
Clek Plung
Aku ternganga, mukaku memerah. Batu
itu tidak sampai ke seberang.
“Sabar, jangan terburu-buru. Kamu
harus melemparnya dengan pasti. Jangan asal-asalan” Manusia di sebelahku
mengkritikku. Lalu ia melempar batu lagi dan..
Clek
Clek Tub
Batu itu sampai keseberang.
Aku menghela nafasku dan menyerah.
Manusia ini mengulurkan tangannya “Aku Takagi, Miyama Takagi. Salam kenal.”
Aku menerima uluran tangannya. “Aku
Hiroshi, Shiratori Hiroshi .” Itulah namaku.
Sejak saat itu, aku dan Takagi menjadi sahabat. Sampai
suatu ketika..
“Ayah melihat kamu berada di pinggir
sungai bersama seorang anak laki-laki. Siapa dia?” Tanya Ayah Takagi
“Namanya Shiratori Hiroshi, dia dari
bangsa Rikiya.” Jawab Takagi
“Nak, kamu tau kan, kita dilarang
bertemu apa lagi bermain dengan bangsa Rikiya. Kenapa kamu melanggar aturan
itu?”
“Tapi, yah. Hiroshi tidak
menyakitiku. Dia anak yang baik.” Balas Takagi.
“Kita dalam keadaan berperang, nak.
Kita tidak tau, bisa saja dia mata-mata musuh”
Takagi terdiam. Ia tidak pernah
berfikir sampai kesana.
“Jika kamu mau berteman, bertemanlah
dengan bangsa kita, bangsa Megumi. Mengerti, nak?” Takagi tidak menjawab. Ia
hanya menunduk.
~~~~~~
Aku sedang berjalan-jalan di dekat
sungai. Aku melihat Takagi duduk termenung di pinggir sungai. Ia melempar batu
ke sungai.
Clek
Clek Plung
Clek
Clek Plung
Clek
Clek Plung
Batu yang ia lempar, tenggelam ke
dasar sungai. Padahal, kan Takagi sangat hebat dalam melempar batu, ia bisa
melempar batu sampai ke seberang sungai. Tapi, tidak kali ini..
“Takagi, kamu harus sabar, jangan
terburu-buru. Kamu harus melemparnya dengan pasti. Jangan asal-asalan.” Aku
berkata seperti itu padanya lalu melempar sebongkah batu dan..
Clek
Clek Tub
Kali ini batu yang aku lempar sampai
ke seberang. (Horeee!!!)
“Hiroshi, aku harus pergi.” Takagi
langsung melangkah menjauh meninggalkanku. Takagi kenapa?
~~~~~~
Waktu demi waktu berlalu. Aku tak pernah lagi
bertemu dengan Takagi. Kini umurku mulai menginjak 18 tahun dan aku di haruskan
untuk pergi berperang melawan bangsa Megumi dan membela bangsa Rikiya.
Dalam perperangan, aku mengacungkan
pedangku sebagai panglima perang. Setelah berjam- jam beradu pedang dengan
musuh, aku melihat Takagi yang juga ikut berperang. Aku sempat beradu pedang
dengannya.
Shringg
Ketika pedang kami saling beradu, aku sempat bertatap mata selama
beberapa detik dengan Takagi.
“Ada apa denganmu Takagi?” Tanyaku.
“Ada apa denganku? Aku menjauhimu
karena aku sadar, kita ini bukan sahabat. Kita ini musuh!” Jawab Takagi.
Takagi
ingin menyerang leherku, aku menagkisnya. “Kenapa kamu anggap kita ini musuh?”
“Kenapa kamu malah bertanya? Sudah
jelas bangsa kita berbeda, dan bangsa kita saling bermusuhan.” Takagi menjawab
sambil terus menyerang.
“Apa salahnya kita berteman? Itu
akan membuat kedamaian antara bangsa kita.” Balasku
“Sekali musuh, tetap musuh!” Kata
Takagi.
Perperangan ini sangat sengit. Aku
bahkan gak tega untuk berperang dengan orang yang aku anggap sahabat. Tapi,
apalah daya..
~~~~~~
Peperperangan ini tidak di menangi
oleh bangsa Megumi ataupun bangsa Rikiya. Karena banyaknya prajurit perang yang
tewas, maka perperangan tidak di lanjutkan.
***
Sudah 7 tahun berlalu sejak hari
perperangan itu, dan aku tak pernah lagi melihat Takagi. Aku
mengkhawatirkannya. Aku masih mengingat kalimat-kalimat kasar yang di ucapkan
Takagi saat aku beradu pedang dengannya dulu. Sudahlah, jika itu yang dia
inginkan. Dulu kita pernah menjadi sahabat. Tapi, itu hanya ‘DULU’.
The End
Author: Nilam Nurhasanah
Mohon kritik dan sarannya di kolom komentar yaa..
Terimakasih telah membacaa ☺
Blackjack, Video Poker - JTM Hub
BalasHapusLearn everything you 부천 출장샵 need to know about 구미 출장마사지 Blackjack, Video Poker 천안 출장샵 and the rules of the game, including 군포 출장안마 rules, how to play, Nov 11, 2020 · Uploaded 부천 출장샵 by JTM